Desa Ngadirejo adalah sebuah Desa yang terletak di sebuah lembah Bukit Sigandul yang merupakan kaki dari rangkaian Pegunungan Menoreh,sejarah berdirinya sangat erat kaitannya dengan zaman perjuangan Pangeran Diponegoro melawan penjajah belanda pada tahun 1825-1830 ini dibuktikan adanya peninggalan situs bersejarah antara lain situs Prigi di Dusun Pete Desa Ngadirejo dan makam KH Nur Muhammad di Dusun Ngadiwongso. Dikisahkan oleh sesepuh Desa Ngadirejo bahwa yang mendirikan dan menamai Desa Ngadirejo adalah sekelompok prajurit Pangeran Diponegoro yang dipimpin oleh RM Ronggo/Kyai Irsyad setelah kekalahan Pangeran Diponegoro pada tahun 1830 mereka menetap di suatu daerah dan setelah makin ramai mereka menamai daerah tersebut dengan nama Ngadirejo , dimana nama tersebut mempunyai arti menuju kemakmuran dan kemuliaan masyarakat , daerah tersebut terus berkembang pesat sampai sekarang. Jejak peninggalan beliau bisa diketahui dari peninggalan sebuah masjid di Dusun Ngadiwongso yang dinamai berdasarkan nama beliau yaitu Masjid Al Irsyad yang didirikan menurut tanggal yang tertera di blandar masjid adalah tahun 1834 dan juga sebuah makam di Dusun Ngadiwongso yang diyakini sebagai makam KH Nur Muhammad yang merupakan ulama yang bersama dengan Kyai Irsyad mengembangkan ajaran islam yang benar yang hingga sekarang makam beliau ramai dikunjungi para peziarah.
Adapun Kepala Desa yang pernah menjabat adalah :
Kepala Desa I : RM Ronggo/Kyai Irsyad Sebelum 1908
Kepala Desa II : R Pawiro Diwiryo 1908 – 1923
Kepala Desa III : Zarkasi 1923 – 1929
Kepala Desa IV : Sosro Wardoyo 1929 – 1944
Kepala Desa V : Cipto Permono 1944 - 1967
Kepala Desa VI : R Sunandar 1967 - 1975
Kepala Desa VII : Muhadi Cipto Wiyono (Pj) 1975 - 1977
Kepala Desa VIII : Muhamad Fadil 1977 - 1985
Kepala Desa IX : Muhadi Cipto Wiyono (Pj) 1985 - 1990
Kepala Desa X : Syafruddin 1990 - 1998
Kepala Desa XI : Nurul Huda 1998 – 2013
Kepala Desa XII : Nurkhamid 2014 – Sekarang
Masa kepemimpinan masing masing kepala desa disarikan dari berbagai sumber dapat dipaparkan sebagai berikut :
Masa kepemimpinan beliau kurang terdata dengan pasti cuma didasarkan pada tahun berdirinya sebuah masjid yang terletak di Dusun Ngadiwongso yang dinamai berdasarkan nama beliau yaitu Masjid Al-Irsyad yang berdasarkan penuturan dari sesepuh Desa Ngadirejo beliau berasal dari kota gede yogyakarta merupakan kepercayaan Pangeran Diponegoro selama masa perjuangan, beliau bersama KH Nur Muhammad yang makamnya terletak juga di Dusun Ngadiwongso yang saat ini ramai didatangi para peziarah sebagai tempat wisata religi beliau berdua diyakini sebagai pendiri atau cikal bakal Desa Ngadirejo dan beliau pula yang menamai daerah itu sebagai Ngadirejo yang mempunyai arti Ngadi/Ngudi berarti menuju ,berusaha atau mencita citakan dan Rejo yang berarti kemakmuran.
Disarikan dari berbagai sumber dari informasi yang minim beliau memimpin Desa Ngadirejo sepeninggal Kyai Irsyad beliau memimpin sebelum masa kemerdekaan RI dan tinggal di Dusun Pendem.
Disarikan dari berbagai sumber beliau memimpin juga sebelum masa kemerdekaan dikenall selain sebagai kepala desa juga sebagai tokoh agama dan orang pintar,yang memimpin dengan pendekataan agama yang kental.
Disarikan dari berbagai sumber beliau memimpin juga sebelum masa kemerdekaan beliau pemimpin dengan jiwa social yang tinggi pada masa beliau sedang terjadi bencana social berupa kelaparan dan banyaknya penyakit menular yang merupakan efek dari perang dunia II pada jaman penjajahan jepang dan dengan segala daya upaya dan keterbatasan berusaha mengatasi dengan berbagai upaya.
Disarikan dari berbagai beliau memimpin pra dan pasca kemerdekaan beliau seorang pemimpin yang disIplin tinggi,keras dalam memimpin tetapi jujur berusaha meluruskan masyarakat dalam berperilaku ,menjunjung tinggi sopan santun, dalam masa kepemimpinan beliau lapangan tembak AKMIL berdiri tahun 1958 dengan membebaskan tanah di Desa Ngadirejo yaitu memakai tanah 3 dusun yaitu Patalan,Klajeran dan Plempungan dan beliau juga kepala desa pertama yang dipilih secara langsung.
Disarikan dari berbagai sumber beliau memimpin Desa Ngadirejo sepeninggal kepala desa terdahulu,beliau dipilih langsung oleh masyarakat beliau seorang mantan pejuang kemerdekaan RI yang mengabdi sebagai kepala desa selepas masa pensiun, beliau seorang pemimpin yang berwibawa,pada masa kepemimpinan beliau pembangunan mulai berjalan dengan pesat prestasi yang berhasil dicatatkan beliau berhasil membangun jembatan penghubung Desa Ngadirejo menuju Desa Salaman,Jembatan penghubung Desa Ngadirejo menuju Borobudur dan juga Kantor Kepala Desa Ngadirejo.
Beliau memimpin setelah meninggalnyan kepala desa terdahulu karena kecelakaan lalu lintas dalam masa kepemimpinan beliau sebagai pelaksana jabatan kepala desa yang cukup singkat hanya selama 2 tahun dan masa kepemimpinan kedua sebagai pelakasana jabatan selama 4 tahun karena kepala desa terdahulu telah habis masa jabatan,sebagai pelakasana jabatan beliau meneruskan program program kepala desa terdahulu yang belum terselesaikan.
Beliau memimpin setelah memenangkan pemilihan yang merupakan pemilihan pertama yang menggunakan tanda gambar beliau merupakan putra dari kepala desa ke tiga Desa Ngadirejo, pada masa kepemimpinan beliau menorehkan prestasi dengan dimulainya pembangunan jembatan penghubung Dusun Diri menuju Desa Salaman,jalan macadam Pete menuju Pongangan dan pembentukan RT dan RW.
Beliau memimpin setelah memenangi pemilihan pada tahun 1990 dengan mengalahkan petahana beliau mewarisi sifat bapak dan kakeknya yang merupaka kepala desa ke 4 dan ke 5 Desa Ngadirejo yang tegas dan berdisiplin tinggi.Dalam masa kepemimpinan beliau ditorehkan prestasi menyelesaikan pembangunan jembatan penghubung diri salaman ,pembangunan macadam jalan Rejosari – Diri sepanjang 800 meter yang merupakan program PDMDKE,Pengecoran irigasi sipun sepanjang 250 meter yang merupakan program P2MPD.
J. Nurul Huda (1998-2006) (2007-2013)
Beliau seorang pemimpin yang tegas tetapi memimpin dengan cara yang humanis bisa merangkul seluruh seluruh pemangku kepentingan baik keatas maupun kebawah untuk mensukseskan pembangunan dan beliau memimpin selama 2 periode dimana pada masa kepemimpinan beliau pembangunan infrastruktur berjalan dengan sangat pesat, dengan periodesasi kepemimpinan sebagai berikut :
Periode Pertama 1998 – 2006
Pada periode pertama kepemimpinan beliau menorehkan prestasi gemilang dibidang pembangunan terutama dibidang infrastruktur yaitu Pengaspalan jalan Dusun Dawungan,Pengaspalan jalan Jetis,Pengaspalan jalan Ngadiwongso,Pengaspalan jalan Pongangan,Rabat beton jalan ngadiwongso,Talud Selokan Pendem,Block cor jalan diri ,Bloc cor jalan Dadapan,Block cor jalan Randusari,Block cor jalan Rejosari.
Periode Kedua 2007 – 2013
Pada periode kedua pembangunan makin pesat dengan ditunjang dengan makin banyaknya program pemerintah yang juga merupakan imbas dari kebijakan pemerintah Indonesia di masa orde reformasi dengan prestasi pembangunan sebagai berikut :
- Pengaspalan jalan Pongangan sumber dana APBN
- Perawatan jalan Ngadiwongso sumber dana APBD
- Pembangunan Jembatan penghubung Ngadiwongso – Pete Program PNPM-MP 2008
- Rabat beton jalan Ngadiwongso – Pete Program PNPM-MP 2009
- Saluran irigasi Sanggrahan – Pongangan Program PNPM-MP 2010
- Saluran irigasi Pete-Jetis Program PNPM-MP 2010 (dampak krisis)
- Saluran irigasi Pete-Pendem Program PNPM-MP 2011
- Saluran irigasi Pendem – Diri Program PNPM-MP 2012
- Talud jalan Jetis Program PNPM-MP 2013
- Pavingisasi dan Talud jalan karang Program PPIP 2012
- Rabat beton Pongangan Program PPIP 2012
- Tanggul Jembatan Ngadiwongso Program PPIP 2012
- Pelebaran sayap jembatan Diri Program PPIP 2012
- Drainase jalan Jetis Program PPIP 2012
- MCK Umum Pendem Program SLBM 2012
- Talud jalan Diri Program Daerah Bawahan sumber dana APBD 2009
- Rabat Beton Jetis Program Daerah Bawahan sumber dana APBD 2010
- Rabat Beton Pongangan Program Daerah Bawahan sumber dana APBD 2010
- Rabat beton jalan Randusari Program Bantuan Gubernur sumber dana APBD 2013
- Talud jalan Pete Program Bantuan Gubernur sumber dana APBD 2013
- Talud jalan Ngadiwongso Program Bantuan Gubernur sumber dana APBD 2013
- Desa Lunas PBB 100 % sejak 2008
- Penghargaan dari Kementrian Hukum dan HAM RI Tahun 2012 sebagai desa sadar hukum
Beliau memimpin setelah memenagi PILKADES di penghujung 2013 berusaha meneruskan program kerja dari Kepala Desa terdahulu pada masa awal kepemimpinan berhasil menorehhkan prestasi dalam bidang pembangunan terutama di bidang infrastruktur yaitu :
- Rabat beton jalan Dusun Pete Program PNPM-MP 2014
- Rabat Beton dan Talud jalan Dusun Ngadiwongso Program Daerah Bawahan sumber dana APBD 2014
- Pengaspalan jalan Dusun Dawungan Program peningkatan infrastruktur sumber dana APBD Provinsi tahun 2014
- Pengaspalan jalan Dusun Jetis Program peningkatan infrastruktur sumber dana APBD Provinsi tahun 2014
- Perawatan jalan Dusun Ngadiwongso dari Program bantuan aspal
- Rabat beton jalan Dusun Diri dari Program bantuan semen
- Mempertahankan pencapaian desa dengan lunas PBB 100 %
- Dst karena sampai saat ini yang bersangkutan masih aktif sebagai kepala desa
Semua alur sejarah tersebut disarikan dari berbagai sumber dan keterangan dari sesepuh Desa Ngadirejo yang sampai saat ini masih terus digali diupayakan validitasnya.